Tidak menemukan titik fokus
Jiwa ini terus dibawa mengalir bersama melodi
dan aroma secangkir kopi...
indah
yah, begitulah melodinya...
melodi jiwa yang penuh harapan...
"kenapa kamu hadir saat ini?" tanyaku kepadanya
"karena seperti tuts piano ini, harus tepat dengan tempo yang pas, itulah kehadiranku
saat ini..."
hhhaa... "kamu ada-ada saja" kataku dengan terus menahan debaran jantung dengan melodi yang pas
takarannya,
seperti secangkir kopi yang sedang kuseduh dalam cangkir...
kudidihkan airnya terlebih dahulu, lalu kusendok kopi manggarai yang terasa pahit dan sedikit asam, masing-masing cangkir kuberi dua sendok kecil bubuk kopi...
"apakah kamu suka kopi pahit tanpa gula ini?" pertanyaan keduaku sambil berhati-hati kuseduh kopi dan kuaduk perlahan dengan sendok kecil, kucium aromanya...
begitu menenangkan...
"Entahlah, sebenarnya aku terbiasa minum secangkir cappucino... tapi kau tau, rasa pahit itu ternyata bisa kita pelajari, dan aku belajar darimu.." katanya
"hhaa... dasar kau ini, tapi aku memang benar-benar berusaha keras memperkenalkanmu padanya dan dengan sejuta filosofi tentangnya..." kataku memberi kesan serius berusaha agar dia penasaran dengan kalimat selanjutnya.
inilah bagian yang aku suka dari secangkir kopi, kita tidak pernah berhenti hanya pada dua kalimat pertanyaan dan tiga baris kalimat jawaban, dia akan senantiasa menemani kita hingga berjuta kalimat mengalir. mengalir seperti Melodi C Minor yang terus bergetar lembut dalam gendang telinga, dan kau tahu irama detak jantungku saat ini? cukup membuat bibirku terus tersenyum, apakah karena melodi nya ataukah karena... :)
"coba kau ceritakan filosofi kopi mu itu..." pintanya
"akh.... aku sering menyebutnya dalam status fb ku, dalam catatan-catatan blog ku, tweet er... sepertinya jika aku harus mengulangnya lagi saat ini, maka akan ada ribuan kalimat tentang kopi yang akan semakin orang-orang tahu. termasuk kamu..." kusodorkan cangkirnya perlahan, kuberikan padanya cangkir berisi kopi, asapnya masih mengepul dengan aroma kopi yang semerbak.
"memang kenapa jika kau ulang lagi untukku? apakah terlalu enggan? terlalu bosan?"
"tidak.... tidak, bukan itu, tapi aku ingin mendengar kalimat yang belum selesai kamu sampaikan, rasa pahit itu bisa kita pelajari..." kalimatku memintanya melanjutkan dengan kalimatnya
inilah kalimat-kalimat yang semakin
mengalir deras, apakah kami bosan?
tentu tidak,
karena, kamu harus ada di dalam karkaternya
dan dengan kondisinya,
sehingga kamu akan tahu,
kamu akan mengerti bahwa
kami tidak pernah mengerti BOSAN. :)
"rasa pahit itu... akan terasa jika kita tidak berani meneguknya, dan jika kita hanya sekali meneguknya...
aku belajar darimu, bertahan terus meneguk kopi pahit ini, sampai benar-benar selesai satu cangkir kopi ini
dan yang tertinggal hanya menyisakan ampasnya..
dan kau tahu, dalam proses aku menghabiskannya, tidak hanya pahit yang aku rasakan
seperti kopi manggarai ini
terkadang terasa rasa asam, tapi kadang pula terasa asin, sedikit sekali manis...
kamu heran?" katanya
"benarkah kamu menemukan rasa manis?" kataku heran
"itulah yang membuatku heran dan penasaran, sehingga untuk menemukan rasa manis dalam secangkir kopi ini begitu berharga...
dan aku akan memintamu menyeduh gelas kedua untukku, ..."
hhaaa..." itu hanya alasanmu untuk meminta secara cuma-cuma kopi ini.." kataku tersenyum,
seperti melodi ini, raut muka dan detak jantungku naik turun dengan tempo yang pas...
"ya begitulah... kamu jangan protes, ini lidahku bukan lidahmu... " katanya
"belajar dari rasa pahit,
bukan untuk mengeluhkannya... " "iya kan?" tanyanya padaku
"hemm.. yah"
"tapi disana kita akan menjadi sangat bersyukur walau rasa manis sangat sedikit kita temukan...
sangat berharga, pahit membuat kita bersiap untuk mengernyitkan dahi... lihat aku"
katanya memintaku menatap matanya,
aku tatap matanya yang tajam,
seperti melodi c minor dan seteguk kopi yang baru kutelan
tatapan mata itu mengalir
menuju satu pusat secara bersamaan
jantungku...
deg
hohhh... untunglah jantungku punya pelapis daging yang tahan
sehingga tidak membuatnya sampai bocor
dan berdarah-darah...
aku tertawa pula menatapnya mengernyitkan dahi, pipi dan mulutnya...
"kamu seperti Mr.Bean.."
"apa??... hhmmm...." dia berfikkir sejenak "bisa jadi..." katanya tertawa
akh, secangkir kopi kau membuat kami asyik masyhuk menghabiskan setiap detik waktu
dan tidak terasa menuju menit dan jam...
dia melanjutkan kalimatnya dengan serius "pahit... itulah kita, memiliki sisi pahit, kita harus siap menerima itu, bukan?"
"ada dedak yang tertinggal itulah masa lalu... "
"aku berterima kasih padamu, kau mengatakan dan mengenalkan bahwa kopi ini pahit...
itu hanya menjadi kalimat yang menguji keberanian ku menghadapinya, bukan? kamu hanya menguji ku untuk dapat menerimanya.. aku yakin itu"
aku hanya tersenyum senyum saja, dengan setiap kalimatnya yang seolah-olah kopi ini adalah bagian dari hidupnya, makhluk hidup yang sangat akrab dengannya...
melodi c minor... hampir habis,
"sekarang aku beritahu filosofi aku tentangnya, maukah kamu mendengarnya lagi?"
"tentu saja... inilah fungsi telinga untuk mendengarkan, dan mulutmu untuk mengungkapkan...
dan kita berdua punya hati... untuk apa?"
aku tersenyum dan menggeleng, sepertinya wajahku memerah...
akh, dia memang selalu bisa membuatku seperti ini...
"hati kita untuk saling merasakan dan memahami, disitu terletak kehidupan, jika dia mati...
maka matilah kita" dengan logat yang dibuat lucu
:) cukup tersenyum senyum, aku dengan malam ini,
melodi c minor hampir di ujung suara bersama secangkir kopi yang tinggal seteguk...
filosofiku dengan secangkir kopi hitam,
aku ingin apa adanya
sepertinya...
tidak kututupi rasa pahitnya....
menutupinya dengan manis gula,
biar kau rasakan sendiri bagaimana aku apa adanya...
dan secangkir kopi hitam ini
tidak ingin membuatmu repot
menutupi ampas dan menghilangkannya
biarlah kamu tahu bahwa aku punya dedak
dan mungkin terkadang kamu meneguknya
dan terasa geli di tenggorokan...
secangkir kopi hitam yang apa adanya, sederhana, kuat, tegar dan tajam serta membuatmu semangat menjalani hari... :)
kuteguk kopi terakhirku,
dia terdiam...
menatap kopi terakhirnya...
"kenapa kamu diam membisu?" tanyaku heran melihatnya
"aku takut meneguk kopi terakhirku..." katanya padaku
"memangnya kenapa?"
melodi c minor sudah benar-benar habis
"saat aku teguk dia, maka kita berdua tidak ada disini lagi,
kita akan berpisah, dan kau tahu apa yang kuinginkan saat ini?
yaitu terus bersamamu, disampingku...
jika kuteguk kopi terakirku,
maka dia adalah menit yang akan merbuah segalanya tentang
realitas..."
"boleh aku meminta sesuatu kepadamu untuk malam ini?'
kataku dengan debar jantung yang mulai tidak menentu..
ingin terus kutatap wajahnya
"apakah itu?" katanya
"jangan tutup episode ini dengan sesuatu yang akan membuat orang lain merasa sedih,
tegukkan terakhirku tadi rasanya manis sekali.."
kata-kata ku meyakinkanya dengan penuh harap.
"hhaaa.... kalau begitu, tidak akan kuhabiskan tegukan terakhirku,
biar kan dia hanya habis oleh sang waktu...
dan untuk sementara, kamu dan aku harus yakin bahwa saat ini
hati kita saling merasakan kehidupan
di dalamnya,
kita benar-benar hidup..."
#secangkir kopi hitam
Minggu, 22 Maret 2015
Selasa, 17 Maret 2015
Menemukan secangkir kopi hitam
Hujan turun
capucino grande...
dan
akan ku ceritakan tentang
bumi kepadamu,
bumi yang sanggup bertahan dalam ruang hampa
kamu tahu kenapa?
karena disana ada tarikan gravitasi
Bolehkah aku
meneguk secangkir kopi hitam ku dulu?
kamu lihat air hujan yang jatuh itu?
dia tidak sesakit yang kita bayangkan
dia terjatuh di atas bumi
hanya karena
dia merindukan pohon tumbuh bersamanya kelak...
capucino grande,
kau tidak usah hanya diam seperti itu
tidak usah ragu
dengan aku yang hanya
secangkir kopi hitam...
bergeraklah dan mengalirlah seperti harapanmu...
sebelum masamu habis,
akan kuceritakan tentang kilat...
kilat bukan diciptakan hanya untuk menakuti manusia semata
kilat diciptakan untuk menemani petir
walau kilat tak bersuara...
dia setia pada petir...
selalu bahagia memberitahu pada seluruh dunia
tentang kedatangan petir...
capucino grande,
aku tak ingin terlalu banyak waktumu
yang terbuang sia-sia bersama ku
disni...
masing-masing dari gelas kita
akan menemukan ujungnya,
adalah dimana saat
pemilik gelas kita
menghabiskan gelas ku dan gelas mu
menemukan mu
disini...
adalah seperti bumi yang bertahan pada gravitasi
hujan yang berharap pada pohon...
dan aku pun seperti kilat...
yang datang lebih cepat
sebelum petir
dan setia menunggunya bersuara...
menemukanmu di meja ini
adalah kebahagiaan
memberi tahu tanda kehidupan
dan harapan...
#menemukan secangkir kopi hitam
capucino grande...
dan
akan ku ceritakan tentang
bumi kepadamu,
bumi yang sanggup bertahan dalam ruang hampa
kamu tahu kenapa?
karena disana ada tarikan gravitasi
Bolehkah aku
meneguk secangkir kopi hitam ku dulu?
kamu lihat air hujan yang jatuh itu?
dia tidak sesakit yang kita bayangkan
dia terjatuh di atas bumi
hanya karena
dia merindukan pohon tumbuh bersamanya kelak...
capucino grande,
kau tidak usah hanya diam seperti itu
tidak usah ragu
dengan aku yang hanya
secangkir kopi hitam...
bergeraklah dan mengalirlah seperti harapanmu...
sebelum masamu habis,
akan kuceritakan tentang kilat...
kilat bukan diciptakan hanya untuk menakuti manusia semata
kilat diciptakan untuk menemani petir
walau kilat tak bersuara...
dia setia pada petir...
selalu bahagia memberitahu pada seluruh dunia
tentang kedatangan petir...
capucino grande,
aku tak ingin terlalu banyak waktumu
yang terbuang sia-sia bersama ku
disni...
masing-masing dari gelas kita
akan menemukan ujungnya,
adalah dimana saat
pemilik gelas kita
menghabiskan gelas ku dan gelas mu
menemukan mu
disini...
adalah seperti bumi yang bertahan pada gravitasi
hujan yang berharap pada pohon...
dan aku pun seperti kilat...
yang datang lebih cepat
sebelum petir
dan setia menunggunya bersuara...
menemukanmu di meja ini
adalah kebahagiaan
memberi tahu tanda kehidupan
dan harapan...
#menemukan secangkir kopi hitam
Kamis, 12 Maret 2015
Sajak INGIN
ingin memahami,
bahwa bumi itu bulat
langit itu biru
laut itu berombak
rambut itu berhelai
bahwa bumi itu bulat
langit itu biru
laut itu berombak
rambut itu berhelai
ingin memahami kamu
yang punya jiwa...
yang punya jiwa...
ingin memahami bahwa ada masalah
dan berkenalan dengan solusi
dan berkenalan dengan solusi
ingin bersalaman dengan duka
dan nanti bercengkrama dengan suka
dan nanti bercengkrama dengan suka
ingin memahami kamu
yang punya jiwa
yang punya jiwa
ingin menulis terus
dan tidak ingin dinding kampus...
dan tidak ingin dinding kampus...
#intina mah keur hoream...
lagi sibuk berfikir!
lagi sibuk berfikir!
Rabu, 04 Maret 2015
RINDU DALAM SECANGKIR KOPI
Aku tidaklah sesempurna capucino grande italia, tapi aku jamin akan menyempurnakan hidupmu...
Ga usah pake racikan yg rumit dgn berbagai aroma rayuan untuk dapat membuat aku memilihmu, cukup sederhana saja ...
Maka. Rasa itu akan alami dan membekas tak mau lepas dlm citarasa...
Maka. Rasa itu akan alami dan membekas tak mau lepas dlm citarasa...
#bahagia itu sederhana dgn kapal api hitam...
— minum Secangkir Kopi Hitam
.
Jika hanya melihatmu gelap dan keruh...
Tapi kau memberikan setengah gelas hidupmu,
Meyakinkan kesungguhan rasa yang kau berikan...
Tapi kau memberikan setengah gelas hidupmu,
Meyakinkan kesungguhan rasa yang kau berikan...
#segelas kapal api..
Bertemu kamu di suatu rumah..
Kau diam dihadapanku,
Aku terus menatapmu
Bahagia...
Merindukan untuk menikmati
Dan menghabiskan waktu berimaginasi
Denganmu,
Tapi tunggulah,
Sampai pemilik rumah
Memberikanmu untukku...
Kau diam dihadapanku,
Aku terus menatapmu
Bahagia...
Merindukan untuk menikmati
Dan menghabiskan waktu berimaginasi
Denganmu,
Tapi tunggulah,
Sampai pemilik rumah
Memberikanmu untukku...
#wahai secangkir kopi hitam...
Menikmati menjadi manusia...
Sejujurnya,
Menegukmu sekaligus,
Atau menikmati rasa mu perlahan-lahan,
Bahkan kubiarkan saja tanpa tersentuh... Pun
Sejujurnya,
Menegukmu sekaligus,
Atau menikmati rasa mu perlahan-lahan,
Bahkan kubiarkan saja tanpa tersentuh... Pun
Kamu akan habis oleh waktu
Dan hanya menyisakan ampas...
Dan hanya menyisakan ampas...
# secangkir kopi dlm gelas...
"Masih bimbang..."
"Masih bimbang..."
Kamu tidak boleh malu pada dunia.
Kopi tubruk dengan beribu serbuk.
Kopi tubruk dengan beribu serbuk.
Kesederhanaanmu tetap yang
Dapat membuatku tersenyum...
Dapat membuatku tersenyum...
Tidak usah berusaha
Menyamarkan ampasmu dengan
Campuran susu dan kremer...
Menyamarkan ampasmu dengan
Campuran susu dan kremer...
#Yakinlah dirimu yang terbaik selamanya... Secangkir kopi hitam.
Bagaimana bila kita disuatu tempat
Dan merindukan semua orang?
Dan merindukan semua orang?
Disudut kamar dengan aroma
Secangkir kopi hitam...
Secangkir kopi hitam...
#tiba2 menjadi sunyi...
Membutuhkanmu sangat 'kopi hitam'
Membutuhkanmu sangat 'kopi hitam'
— gila
.
Secangkir kopi hitam
Mengajak menembus labir masa depan
Menguatkan logika...
Mengajak menembus labir masa depan
Menguatkan logika...
Enak atau tidak analisa nalar
Itu yang menemani bocah
Hingga tegar dan siap menghadapi
Tantangan...
Itu yang menemani bocah
Hingga tegar dan siap menghadapi
Tantangan...
'Terjerat diantara Paradigma'
Maaf...
Sejenak menikmati teh tawar beraroma
Melati...
Dan meninggalkanmu
Secangkir kopi hitam...
Sejenak menikmati teh tawar beraroma
Melati...
Dan meninggalkanmu
Secangkir kopi hitam...
Ini hanya untuk menguji
Apakah ada pilihan lain
Selain dirimu?
Apakah ada pilihan lain
Selain dirimu?
Saat ini belum...
#beranjak pergi, tetap disini...
Kamu harus terus bergerak
Dalam putaran adukan
Agar kamu bersatu
Dalam inti hikmah
Kehidupan
Dan memberi totalitas rasa
Yang mantab
Dalam putaran adukan
Agar kamu bersatu
Dalam inti hikmah
Kehidupan
Dan memberi totalitas rasa
Yang mantab
Secangkir kopi hitam
Tak apa jika sulit untuk kita
Minum secangkir kopi bersama.
Tapi,
Aku tidak pernah rela
Kamu duduk sendiri kesepian
Dengan cita rasa kopi
Yang kamu pegang erar-erat sendiri...
Minum secangkir kopi bersama.
Tapi,
Aku tidak pernah rela
Kamu duduk sendiri kesepian
Dengan cita rasa kopi
Yang kamu pegang erar-erat sendiri...
Berbahagialah.
Dengan teman di sampingmu...
Dengan teman di sampingmu...
#kebahagiaanmu adalah kehidupanku
Tawamu adalah semangatku
Tawamu adalah semangatku
Kapal api hitam
Memori itu ibarat gelas bening
Dan kamu di dalamnya
Kopi hitam..
Dan kamu di dalamnya
Kopi hitam..
Dan.
Rindu ini terasa sajian kopi
Mendidih dalam gelas
Rindu ini terasa sajian kopi
Mendidih dalam gelas
Seakan-akan
Hati ini menjadi gelas yang retak
Karena tak tertahankan...
Hati ini menjadi gelas yang retak
Karena tak tertahankan...
#menatap secangkir kopi hitam...
Secangkir kopi hitam
Kamu diam diatas meja
Dan biarkan aku bercerita
Kamu diam diatas meja
Dan biarkan aku bercerita
Terkadang
Sesekali kita butuh ketidak aturan
Untuk mengerti sebuah aturan...
Sesekali kita butuh ketidak aturan
Untuk mengerti sebuah aturan...
Tapi...
Jangan lupa ingatkan aku untuk kembali
Dengan aroma dan kesederhanaanmu...
Jangan lupa ingatkan aku untuk kembali
Dengan aroma dan kesederhanaanmu...
Secangkir kopi,
Kamu harus tetap sederhana..
Jangan terjebak dengan cangkir yang mahal
Hingga kau lupa memberikan yang terbaik dari dirimu...
Kamu harus tetap sederhana..
Jangan terjebak dengan cangkir yang mahal
Hingga kau lupa memberikan yang terbaik dari dirimu...
Aku akan menerimu dengan
Sepenuh hati,
Walau kamu ada dalam cangkir
Yang terbuat dari tanah liat...
Sepenuh hati,
Walau kamu ada dalam cangkir
Yang terbuat dari tanah liat...
#buka mata bahagia itu sederhana tanpa materi,
karena yg bhagia itu jiwa bukan mulut...
karena yg bhagia itu jiwa bukan mulut...
Mengaduk secangkir kopi hitam
Harus diaduk!!
Walau harus beradu antar serbuk
Dan kemudian diri sendiri hilang
Harus diaduk!!
Walau harus beradu antar serbuk
Dan kemudian diri sendiri hilang
Dan hadirlah pengertian yang
Baru tentang
Secangkir kopi hitam...
Baru tentang
Secangkir kopi hitam...
Semuanya tidak sia- sia
Yang Tak Tersentuh
kita hidup tak butuh pengakuan
karena hidup tidak dengan pengakuan
tapi dengan nasi dan lauk serta sayur mayur
hidup tak butuh publikasi dan
tanda terima
karena kita terlahir dan menjadi ada
karena kesunyian dan keikhlasan...
begitupun
apa yang kita rasakan
tidak butuh pengakuan
publikasi
atau tanda terima
bebaslah dengan perasaaku
suka ataupun tidak suka
terima ataupun tidak
yang jelas di detik ini
aku merasakan suka padamu
walau tak tersentuh
tak bergeming sedikit pun...
terima atau tidak
dia sudah hadir
tak mungkin aku tarik pada waktu yang lalu
hingga dia tak pernah datang
bukan?
yang pasti
di detik ini "suka" itu ada...
kamu bertanya,
"apakah artinya kamu cinta"
dengan mimik penuh rasa takut
dan aku berkata
dengan tulus tanpa kau terima pun
"ya, di detik ini aku mencintai kamu, entah esok ataupun nanti"
dan bebaslah
perasaanku
seperti halnya
Tuhan yang bebas
menghidupkan aku dengan perasaanku
walau
tak tersentuh...
Langganan:
Komentar (Atom)