Minggu, 09 November 2014

Kotak Pandora (Stg II)



Dunia tercipta dengan keseimbangan, 
kita mengenal pertemuan dan kita pun akan bersiap bertemu dengan perpisahan...
kita terlahir dan kita akan mati... itu semua hanya kesementaraan,
dan disana kita akan bertemu. dalam keabadian...
***
“hhmm… nona galak! Lagi apa kau?  jalan-jalan yuk…” ajak andrea partner kerjaku seorang kameramen baru di sebrang telepon seluler.
“boleh.. kebetulan manusia yang libur di hari rabu hanya kita berdua?" kata deswita. "asik.. dimana kita bertemu?." kata andre
“ok kita ketemu ditaman..” jawabku“wuiihhh… nona galak mainannya di taman!”
“mau ga?” Tanya deswita
“ok.ok fiks.. yang penting jalan-jalan, hore-hore” kata dia lewat telepon seluler
“dasar aneh..” gerutuku
 ***
Di taman Cileunci, suasana begitu sejuk. Oksigen yang dikeluarkan oleh zat hijau daun menyeruak masuk mengisi rongga dada, segar. Saat kuhirup napas dalam-dalam
“apa itu rasa takut? “Tanya andre tiba-tiba
“apa ya… mungkin sesuatu yang membuat kita berhenti bergerak untuk melakukan sesuatu” jawabku seadanya
“hhmm… lalu apa ketakutan terbesarmu?” Tanya andre, eh, deswita sontak terkejut apakah aku harus jujur padanya?
“saat ini belum ada” jawab deswita “karena aku musuhmu yang tidak takut kehilangan apapun...” lanjut deswita 
“wah, tidak mungkin! Rasa takut itu menjadi bagian diri kita, manusia.. “ katanya
“kalau kita tidak memiliki rasa takut, berarti kita makhluk yang sangat sombong, tidak membutuhkan orang lain, aku pun memiliki rasa takut… masa kamu tidak???” kata dia
“memang apa ketakutanmu?” Tanya deswita penasaran
“aku takut kehilangan HARAPAN..” kata andre…  lalu dia melanjutkan kalimatnya
“harapan untuk dapetin kamu nona galak…” hhaaa.. andre tertawa lepas, deswita merenggut, dia pun sontak berfikir, “kalau begitu aku pun punya rasa takut..” katanya
 “apa itu?” kata andre
“aku takut kamu pergi meninggalkan aku, sebelum kamu traktir aku sekarang...” Deswita membalasnya, “hhaa..” mereka tertawa bersama, 
rasa bebas ini hadir, menggeserkan ketakutan itu untuk sementara, bersama andre seperti ini memberiku keyakinan pada banyak hal, ah. Tidak ini hanya sesuatu yang akan pergi secepat dia datang.. 
***
Kedatangan andre dan bersama dengan dia, selalu membuatku terlupa pada kotak itu. 
Dan rasa takut itu sejenak hilang, dia memberiku warna baru, hidup optimis, harapan dan mimpi. 
Dia tidak mengatakan itu secara langsung, dia berkata-kata dengan pertanyaannya padaku, dan pada akhirnya kita berdua akan menyimpulkan bersama. Hal yang membuatku tertarik padanya adalah dia selalu berfikir luas, dan dunia ini pun luas, dan banyak sekali manusia-manusia hebat yang harus dia temui, untuk belajar darinya.
“andre.. aku mau bercerita sesuatu padamu” kataku suatu waktu saat kami istirahat dari liputan di sebuah daerah yang sangat pelosok dan membutuhkan waktu tiga jam untuk sampai kesana.
“apa itu miss?” katanya
“kau pernah tau kotak Pandora?” tanyaku
“pernah, waktu itu aku pernah baca di sebuah internet, itu kan kotak dari mitos yunani gitu. Ya kan?”
“ya… percaya ga kalau aku memiliki kotak itu” kataku
‘woaw.. percaya bingits, kamu kan mirip Pandora yang cantik.. hhaa tapi dilihat dari sedotan, hha.. percaya ga kalau aku zeus?” hhaa.. dia tertawa lepas dan puas
“yey.. aku percaya kalau kau tuh mirip Hercules” kata deswita
"hercules kegilas kuda.. hha" aku pun balas meledeknya… perbincangan ini pun terhenti.
 ***
“Ndre, dimana kotak itu!! Kembalikan!!” bentakku dengan marah
“wow, jangan sewot gitu, non…” katanya
“kau mencuri kotak itu dariku?? Kenapa?? Kau menginginkan kekuatan dari kotak itu?? Ternyata selama ini aku salah menilaimu..” marah bercampur benci deswita tumpahkan
Deswita berkeliling, mencari kotak itu dalam kamar andre… 
dia keluarkan semua barang-barang, di banting semua barang.. dengan kemarahan yang meluap-luap
“bangsat kamu ndre.., kamu tahu, bertahun-tahun aku menjaga kotak itu, kalau saja aku tahu dari awal kamu mau mencuri kotak itu, tidak akan pernah aku ceritakan kotak itu padamu, kenapa disaat aku mempercayai kamu dan berharap kamu bisa ada bersamaku, menjaga kotak itu, kau malah mengambil kotak itu dariku.. SEKARANG MANA KOTAK SIALAN ITU!” kemarahan semakin membesar, deswita tidak sanggup lagi membayangkan apa yang terjadi jika kotak itu sudah dibuka…
Tiba-tiba, tangan kekar menggenggam kedua tangan deswita erat, 
“LEPASKAN NDRE.. KAMU MAU APA!”teriak deswita..
“KAMU DIAM SAJA..!” kata andre
“LEPASKAN!!! KURANG AJAR KAMU.. “ tangan itu menggusur paksa badan deswita, lalu menariknya pada sebuah kursi…
“ANDRE APA YANG KAMU MAU LAKUKAN? KAMU GILA!!” bentak deswita
Seketika badan deswita di dudukkan di atas kursi, lalu kedua tangannya diikat kebelakang, begitu pun kedua kakinya diikatkan pada kaki-kaki kursi. Tangan kekar andre, mengambil sebuah kain, lalu diikatnya mulut deswita, deswita memberontak, tapi tenaganya tidaklah sekuat andre…
“waawhhwawggkkttuunn…” deswita menggerutu kepada andre dalam ikatan kain.
“DENGARKAN AKU NONA MANIS!!!” bentak andre..
“AKU AKAN MEMBUKA KOTAK INI DIHADAPAN KAMU!” hhaahaa.. andre tertawa terbahak-bahak
“KAMU AKAN LIHAT, KEKUATAN APA YANG BISA AKU DAPATKAN, DAN KITA AKAN LIHAT BAGAIMANA DUNIA INI AKAN HANCUR!!!” teriak nya lagi
“ggkkhhrrrrwwajjjj..”deswita memohon, air matanya tidak dapat lagi terbendung, dia terisak-isak dan memohon kepada andre
“AKU TIDAK PEDULI…” kemudian andre mencari-cari kunci untuk membuka gembok kecil pada kotak itu. Kunci itu tersolatip di bawah kotak, andre bisa dengan cepat menemukannya, lalu setelah itu dia memasukkan anak kunci ke dalam gembok kotak yang beribuan tahun tidak pernah dibuka… 
Andre memutar anak kunci ke kanan…
“jaggnggaann…..wwkktth” deswita berteriak-teriak, dia berusaha menggulingkan badannya ke lantai.
Kreekkkk..clik
Asap keluar dari kotak itu, deswita semakin menggila berusaha melepaskan diri dari kursi. Lalu perlahan, andre membuka kotak itu, 
dari dalam kotak... terpancar sebuah cahaya dari dalam kotak… Tiba-tiba seisi ruangan itu menjadi terang benderang..Setiap sudut tertutup oleh cahaya..
Deswita menjerit sekuat tenaga, dan akhirnya semua menjadi gelap… perlahan matanya menutup dan semuanya menjadi hitam pekat,  tak ada lagi suara, semuanya menjadi sunyi senyap...
Oh Tuhan, dimanakah aku berada?... 
***
Taman hijau penuh dengan rerumputan, Tanah basah sehabis hujan menyisakan bau segar.. Burung-burung beterbangan, berteger dari satu batang menuju batang yang lain Berkicau menyambut pagi, dan bunyi tetes embun di atas air Memberikan rasa syukur yang tidak akan tergambarkan…
 Di atas kursi roda, aku menatap semuanya..
“kamu mau jalan-jalan kemana lagi, nona manis?” Tanya andre lembut
Di mencondongkan badannya mensejajarkan wajahnya dengan wajahku, aku menatap bola matanya yang bening dan menenangkan, dia tersenyum lembut.
“aku ingin mendekati danau itu, kataku, maukah kau menolongku?” pintaku kepadanya
“tentu! apa yang tidak kuberikan untukmu….” katanya, dia menuntun kursi rodaku menuju danau, Diujung danau kami berhenti, kuhirup udara pagi itu..lalu kuhembuskan perlahan,
 “kenapa kau melakukan itu kepadaku?” Tanya dewita, antara sadar dan tidak
“aku peduli kepadamu….” Katanya
“hanya itu?” Tanya deswita berharap lebih..
“ya, hanya itu.. aku hanya ingin kau keluar dari kotak kecilmu.. dan aku hanya ingin membuktikan bahwa ketakutanmu itu bukanlah apa-apa, kau bisa keluar dari kotak itu, dari rasa takut itu, asal kau memiliki sebuah harapan yang besar.. teruslah berharap nona manis! karena aku ingin terus menatap senyumanmu” katanya menenangkan deswita
Hanya peduli…
“ok, terima kasih ndre..., 
dulu aku bertanya pada ibuku bagaimana menemukan kunci untuk bisa meghalau kekuatan besar yang dapat menghancurkan dunia ini dari kotak itu, dan ibuku tidak tahu jawabannya, 
tapi sepertinya sekarang aku tahu.. bahwa semua rasa takut, keputusasaan, penyesalan dan kebencian hanya bisa kita redam dengan sebuah kunci yaitu HARAPAN… dan hal itulah kunci agar manusia bisa bertahan hidup. Sebuah HARAPAN!”
“baguslah! sekarang kau sudah membuka gembok yang mengunci hidupmu, kau harus terus memiliki HARAPAN, BERHARAPLAH apapun yang kau inginkan…, jadikan itu satu-satunya alasan kamu untuk TETAP BERTAHAN HIDUP!” kata andre
Kalau aku berharap kamu tidak berkata HANYA PEDULI, kalau aku berharap kamu tetap disini bersamaku, bolehkan aku berharap seperti itu?
Andre duduk di atas rerumputan hijau, menatap danau lalu melempar batu-batu kecil ke danau. Deswita menatapnya, lalu terdiam dan air matanya pun berlinang, kotak kecil yang dari tadi ada dalam genggamannya, dia tatap… dia hanya menangis, membisu…
Perlahan dia membuka kotak itu…Kosong.. tidak ada apapun…
Lalu dia pejamkan matanya, air matanya semakin deras… lalu dalam hati dia berkata
akan kuisi kotak kosong ini dengan harapan, biarkan aku tetap berharap kau ada disini, dalam bayangan sekalipun, menemaniku karena aku membutuhkanmu, walau dalam memori,
dan biarkan perasaan ini tersimpan, walau kau tidak pernah ada dan mengetahuinya, biarkan kau hidup disini dalam kotak kosong ini...hingga nanti aku buka dan semuanya nyata...
 dalam setiap tetesan air mata yang jatuh dalam kotak itu, lalu muncul sinar membentuk sebuah mutiara, gemerlap…tiga harapan itu membentuk tiga mutiara gemerlap,
 Deswita tersenyum manis, lalu menatap andre…Andre merasa puas, lalu tersenyum pula…
 ***
Sepuluh tahun yang lalu seorang anak laki-laki menangis dalam pelukan ibunya, yang terbaring di atas ranjang yang dilapisi kasur yang sangat tipis, “ibu, ibu jangan tinggalkan aku..” teriak anak itu, ibunya terbatuk-batuk perih, berkata dengan suara parau
“nak, ada satu dosa yang ingin ibu tebus… sakit fisik yang ibu derita bertahu-tahun setelah kehilangan ayahmu tidaklah sesakit hati ibu menahan dosa yang harus aku tanggung ini” katanya perih.
“ibu bicara apa? Ibu wanita yang baik... aku yakin Tuhan akan menolong ibu” kata anak itu
“ibu punya satu dosa, ambil foto seorang ibu dan anak perempuan yang ada di toples kaleng itu nak” pinta ibu pada anak lelaki itu, anak itu berangsut menuju kotak kaleng di atas ranjang kayu reyotnya
‘ini bu” kata anak itu menyerahkan foto pada ibunya, “nak perhatikan, ini adalah kakak perempuanmu, dia satu darah denganmu, darah ayahmu. Usia nya dengan mu hanya terpaut empat tahun denganmu, dia adalah anak bapak dari istrinya yang pertama. Dosa ibu adalah merebut bapakmu dari mereka berdua, dan merebut kotak pandora dari ibu itu yang namanya murni, dan anaknya bernama deswita, semua kesulitan sudah ibu terima, sekarang satu-satunya yang membuatku bertahan adalah sebuah harapan agar aku bisa mengembalikan semua harapan-harapan kepada anak perempuan itu, ibu ingin mengembalikan hidup yang sudah aku rampas, nak! Dan itu harapanku”
“iya bu… andre berjanji! Akan menemukan mereka dan mengabulkan semua harapan ibu” tangisnya, lalu ibunya tersenyum, dalam pedih dia menutup akhir hidupnya, dan mata terakhir itu menyimpan harapan pada anak lelakinya.
***
Pada kolom sajak bebas tulisan deswita dimuat :
Dalam diam aku berkata-kata,
Dalam kehilangan aku mengenal ketulusan,
Dalam cinta aku mengenal harapan,
Dalam kesementaraan biarkan ini abadi..

Dan biarkan aku menjagamu,
Hingga benar nyata keberadaanmu…


-Dew-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar