Sabtu, 08 November 2014

Kotak Pandora (Stg I)

Kotak Pandora jangan dibuka, disana ada sebuah rahasia yang tidak kita ketahui isinya!
berabad-abad kotak itu dijaga dan dikunci dengan rapat. Tidak ada seorang pun yang berani membukanya, dan sudah secara turun temurun kotak itu dijaga oleh penjaga khusus yang di beri nama Solace.
Mitos dari negeri Yunani ini selalu menjadi momok yang penuh misteri dan menggelitik, mendorong rasa ingin tahu untuk menggali makna yang tersimpan dalam mitos tersebut. Aku, Deswita. Seorang reporter stasiun televise swasta di sebuah kota semi metropolitan tradisionalis, kota parahyangan.
Apa itu kotak pandora?
***
"Kotak itu dijaga turun temurun, tidak boleh ada yang membuka kotak itu bahkan diriku sendiri dan seperti berada dalam mimpi, aku seorang solace, penjaga kotak itu”
Aku adalah Deswita yang berfikir,"apakah mungkin karena ibuku yang terobsesi dan skeptis terhadap kotak itu, membuat ayahku pergi? dan hampir lima belas tahun aku tak pernah berjumpa dengannya”
"aku Seorang solace penjaga kotak. Sekalipun hatiku tidak meyakini apapun terhadap semua mitos kotak itu, jika saja ibu tidak bersikukuh menjadikan aku seorang solace. sedikitpun aku tak peduli, tetapi aku tidak mau mengecewakannya, ibuku adalah sesuatu yang sangat berharga untukku, sesuatu yang sangat berharga membuat kita takut untuk kehilangannya”.
Malam yang sunyi, kutatap wajah yang semakin lelah di makan waktu itu terbaring di atas ranjangnya, di tangannya ada sebuah kotak yang selalu dia peluk, saat aku masuk menatapnya dan tersenyum padanya. Dia mendudukkan dirinya, dipeluknya kotak itu, dan ditatapnya lekat, lalu dia memintaku untuk duduk berada di sampingnya.
“De…waktu ibu tidak akan lama lagi… dan ibu ingin meminta mu sesuatu, kau harus berjanji kepada ibu, akan melakukan ini,!
“apa bu? Ibu jangan bilang begitu, ibu akan sembuh kata dokter ibu pasti sembuh, dokter pun tidak menemukan penyakit apa pu pada tubuh ibu, jadi ibu sebenarnya sehat, ibu hanya kelelahan” kataku meyakinkannya
“setiap solace akan tahu kapan hidupnya akan berakhir anakku! Kapan terakhir dia akan bersama kotak ini” katanya sambil menunjuk kotak yang ada dalam genggamannya
“dan ibu ingin kamu harus berjanji dihadapan ibu, bahwa kamu akan menjaga kotak itu dengan nyawamu sekali pun!!” pinta ibu dengan tegas
.Deswita menghela napas, lelah dan bingung.
Deswita menatap mata sang ibu! Mata itu tegas “iya bu.. de berjanji, asal ibu tetap bersamaku disini” kataku. “iya anakku, ibu tidak akan meninggalkanmu! Ibu akan selalu disini” katanya mengusap kepalaku “dan disini” sambil menunjuk ke dada ku…
Aku tersenyum kepadanya dan ku peluk dirinya seerat mungkin, lalu dia mencium keningku dan memelukku seperti aku kecil.
***
Setelah semalam ibu menyerahkan kotak itu, di meja kantor pikiranku tak menentu, terus menerus kutatap kotak itu, ada rasa takut dan ngeri melihat kotak itu, tapi terkadang rasa ingin tahu untuk membuka kotak itu sangat besar.
tiba-tiba telepon bordering mengejutkan lamunanku, lalu kuangkat telepon
"ini dengan nona Deswita?  “ya betul” jawabku
“kami dari rumah sakit hasan, tadi ada pasien atas nama nyonya murni.. blabla..." 
Seketika aku terkejut dan mataku tak bisa membendung air mata, segera aku bergegas menuju rumah sakit..

***
Di atas tanah basah ini, aku menatap gundukan tanah yang menutup tubuh ibuku terbaring.. aku tak bisa berhenti menangis, kehilangan ini menyakitkan...
ibuku satu-satunya yang aku miliki, kenapa dia harus pergi secepat ini? apa yang harus aku lakukan selanjutnya? kenapa disisa-sisa akhir hidupnya, dia hanya berbicara tentang kotak sialan itu? kenapa ibu sama sekali tidak berpesan tentang hidup aku..
sekarang aku disini, berada dalam ketakutan...
takut terhadap sesuatu yang tidak tampak, ketakutan yang sangat besar yang hanya dibungkus sebuah kotak kecil berukuran 5x8x5 cm
***
“De.. kotak apa yang selalu kau bawa dalam tas mu itu?” Tanya Rian
Seorang yang aku kenal dari teman, baru tiga bulan aku mengenalnya, dia pemuda yang baik. Dia begitu tulus memberikan perhatian kepadaku dan menemani kesendirianku.
Kata ibu, seorang solace memiliki kemampuan lebih, dia dapat membaca jiwa seseorang dan instingnya akan lebih kuat dari pada siapapun.
Entahlah, setelah tiga tahun aku berusaha mengelak dari mitos kotak ini, tapi setiap hari aku terus besamanya, dan semua hal yang awalnya tidak dapat aku percaya, menjadi sesuatu yang saat ini aku percaya, apakah keyakinanku pada kotak ini telah berubah, dan aku benar-benar takut pada kekuatan yang tersembunyi dalam kotak ini?
Setiap hari, setelah kehilangan ibuku, rasa takut selalu membayangi, ibuku berpesan bahwa kotak ini jangan dibuka, kalau ada yang berani membukanya, disana akan banyak sekali kehancuran, keputus asaan dan ketakutan… dan semua manusia akan binasa.
“ibu, tidakkah kau berfikir, bagaimana jika aku gagal?” tanyaku pada ibuku satu waktu
“di dalam kotak itu ada banyak butir ketakutan, keputusasaan, kehancuran dan kegelapan, dan kamu hanya memiliki satu penolong, satu butir penolong untuk kehidupan, akan tetapi kau harus menemukan kuncinya terlebih dahulu..” kata ibu
“apa itu kuncinya bu?” desakku pada ibu
“aku tak tahu nak…aku sendiri pun tak tahu... apa itu. seandainya aku tahu, aku tidak akan kehilangan kakek dan ayahmu” mata ibu nanar, luka itu ia pendam sendiri, dia menolak itu membuka kotak sejarah keluarga kami.
“hello…” teriak Rian membuyarkan lamunanku
“eh, maaf.. aku tadi…” “melamun..” kata dia memotong kalimatku
‘kenapa setiap kali aku bertanya tentang kotak itu, kamu menjadi sosok yang sangat berbeda de?” “adakah sesuatu hal yang belum aku kenal dari dirimu?” tanyanya pada deswita
“untuk saat ini aku belum mau bercerita apapun tentang kotak ini.. yang jelas aku akan menjaganya dari siapapun yang berusaha membukanya” kata deswita ketakutan
“de.. kenapa kau harus takut terhadap kotak itu? Kau harus berani… “ kata rian meyakinkan deswita
‘kamu tidak akan pernah mengerti ian, kotak ini begitu berbahaya.. aku benar-benar harus menjaganya dari siapapun” suara deswita meninggi
“de... rasa takutmu harus kamu hadapi, dan jika kau mempercayai aku, maka kita harus menghadapinya bersama-sama, aku sudah yakin bahwa kamu adalah wanita yang nanti akan menemani hidupku, tapi kamu pun harus meyakini aku, maka kita akan dapat menghadapi semua hal bersama-sama, butuh keyakinan satu sama lain untuk dapat saling menjaga” kata rian
“tapi kamu ga pernah mengerti, aku tidak bisa mempercayai siapapun untuk menjaga kotak ini..” kata deswita.  “jika hal itu saja kau tidak yakin, bagaimana hal yang lain?” Tanya rian
“hal yang lain apa maksudmu?” deswita bersikap dingin dan sinis
“apakah kau tidak memikirkan sama sekali tentang kita? Apakah kau tidak membutuhkan aku berada disisimu?”
Dalam hati deswita berkata aku sangat membutuhkanmu, terima kasih kau sudah mengisi hari-hariku, tapi kamu tidak akan mengerti dan aku tidak bisa menjelaskan semua ini, aku pun tidak mengerti, tetaplah tinggal disampingku tanpa medesakku
“tidak..” jawab deswita
“ok, kalau itu pilihan mu aku akan pergi, besok aku akan balik ke Jakarta.. dan mungkin tidak akan mengejar lagi sesuatu yang tidak pasti disini..” dia pun pergi meninggalkan deswita
***
Menjadi seorang Solace sangatlah berat, kemampuan membaca isi hati dan jiwa sangatlah membebani hidupku, aku akan sangat mudah membaca keputus asaan dalam jiwa seseorang dan itu banyak aku saksikan dalam keseharianku menjadi seorang reporte. Hidupku menjadi satu kutukan, belum lagi kotak yang terus menghantui jiwaku sendiri. Kotak sialan itu. Bertahun-tahun aku pun diliputi kehilangan, baik itu dari dalam diriku sendiri ataupun dari orang-orang yang aku temui. Bagaimana aku menghilang?
Saat rasa ini menguras habis jiwaku ke dalam lubang gelap, aku mendengar suara ibu dan rian yang kembali membimbingku untuk tetap bertahan. Entahlah, mereka memberi jiwaku satu ruang lain dari tempat gelap yang selalu kujumpai.
Dunia tercipta dengan keseimbangan, 
kita mengenal pertemuan dan kita pun akan bersiap bertemu dengan perpisahan...
kita terlahir dan kita akan mati... itu semua hanya kesementaraan,
dan disana kita akan bertemu. dalam keabadian...



dan bertahun-tahun aku akan hidup dengan kotak pandora ini....




1 komentar:

  1. Hidup ini seimbang tuan ! Barang siapa hanya melihat kebahagiaan dia gila, barang siapa hanya melihat kesedihan dia sakit. Cheer up

    BalasHapus