Kotak Pandora jangan dibuka, disana ada sebuah rahasia yang
tidak kita ketahui isinya!
berabad-abad kotak itu dijaga dan dikunci dengan rapat.
Tidak ada seorang pun yang berani membukanya, dan sudah secara turun temurun
kotak itu dijaga oleh penjaga khusus yang di beri nama Solace.
Mitos dari negeri Yunani ini selalu
menjadi momok yang penuh misteri dan menggelitik, mendorong rasa ingin tahu
untuk menggali makna yang tersimpan dalam mitos tersebut. Aku, Deswita. Seorang
reporter stasiun televise swasta di sebuah kota semi metropolitan
tradisionalis, kota parahyangan.
Apa itu kotak pandora?
***
"Kotak itu dijaga turun
temurun, tidak boleh ada yang membuka kotak itu bahkan diriku sendiri dan
seperti berada dalam mimpi, aku seorang solace,
penjaga kotak itu”
Aku adalah Deswita yang berfikir,"apakah mungkin karena ibuku yang
terobsesi dan skeptis terhadap kotak itu, membuat ayahku pergi? dan hampir lima
belas tahun aku tak pernah berjumpa dengannya”
"aku Seorang solace penjaga kotak. Sekalipun hatiku tidak
meyakini apapun terhadap semua mitos kotak itu, jika saja ibu tidak bersikukuh menjadikan
aku seorang solace. sedikitpun aku tak peduli, tetapi aku tidak mau
mengecewakannya, ibuku adalah sesuatu yang sangat berharga untukku, sesuatu yang sangat berharga membuat kita
takut untuk kehilangannya”.
Malam yang sunyi, kutatap wajah
yang semakin lelah di makan waktu itu terbaring di atas ranjangnya, di
tangannya ada sebuah kotak yang selalu dia peluk, saat aku masuk menatapnya dan
tersenyum padanya. Dia mendudukkan dirinya, dipeluknya kotak itu, dan
ditatapnya lekat, lalu dia memintaku untuk duduk berada di sampingnya.
“De…waktu ibu tidak akan lama lagi… dan ibu ingin meminta
mu sesuatu, kau harus berjanji kepada ibu, akan melakukan ini,!
“apa bu? Ibu jangan bilang begitu, ibu akan sembuh kata
dokter ibu pasti sembuh, dokter pun tidak menemukan penyakit apa pu pada tubuh
ibu, jadi ibu sebenarnya sehat, ibu hanya kelelahan” kataku meyakinkannya
“setiap solace akan tahu kapan hidupnya akan berakhir
anakku! Kapan terakhir dia akan bersama kotak ini” katanya sambil menunjuk
kotak yang ada dalam genggamannya
“dan ibu ingin kamu harus berjanji dihadapan ibu, bahwa
kamu akan menjaga kotak itu dengan nyawamu sekali pun!!” pinta ibu dengan tegas
.Deswita menghela napas, lelah dan bingung.
Deswita menatap mata sang ibu! Mata itu tegas “iya bu.. de
berjanji, asal ibu tetap bersamaku disini” kataku. “iya anakku, ibu tidak akan
meninggalkanmu! Ibu akan selalu disini” katanya mengusap kepalaku “dan disini”
sambil menunjuk ke dada ku…
Aku tersenyum kepadanya dan ku peluk dirinya seerat
mungkin, lalu dia mencium keningku dan memelukku seperti aku kecil.
***
Setelah semalam ibu menyerahkan
kotak itu, di meja kantor pikiranku tak menentu, terus menerus kutatap kotak
itu, ada rasa takut dan ngeri melihat kotak itu, tapi terkadang rasa ingin tahu
untuk membuka kotak itu sangat besar.
tiba-tiba telepon bordering
mengejutkan lamunanku, lalu kuangkat telepon
"ini dengan nona Deswita? “ya betul” jawabku
“kami dari rumah sakit hasan, tadi ada pasien atas nama
nyonya murni.. blabla..."
Seketika aku terkejut dan mataku tak bisa membendung air
mata, segera aku bergegas menuju rumah sakit..
***
Di atas tanah basah ini, aku
menatap gundukan tanah yang menutup tubuh ibuku terbaring.. aku tak bisa
berhenti menangis, kehilangan ini menyakitkan...
ibuku satu-satunya yang aku miliki, kenapa dia harus pergi
secepat ini? apa yang harus aku lakukan selanjutnya? kenapa disisa-sisa akhir
hidupnya, dia hanya berbicara tentang kotak sialan itu? kenapa ibu sama sekali
tidak berpesan tentang hidup aku..
sekarang aku disini, berada dalam ketakutan...
takut terhadap sesuatu yang tidak tampak, ketakutan yang
sangat besar yang hanya dibungkus sebuah kotak kecil berukuran 5x8x5 cm
***
“De.. kotak apa yang
selalu kau bawa dalam tas mu itu?” Tanya Rian
Seorang yang aku kenal dari teman, baru
tiga bulan aku mengenalnya, dia pemuda yang baik. Dia begitu tulus memberikan
perhatian kepadaku dan menemani kesendirianku.
Kata ibu, seorang solace memiliki kemampuan lebih, dia dapat membaca jiwa seseorang
dan instingnya akan lebih kuat dari pada siapapun.
Entahlah, setelah tiga
tahun aku berusaha mengelak dari mitos kotak ini, tapi setiap hari aku terus
besamanya, dan semua hal yang awalnya tidak dapat aku percaya, menjadi sesuatu
yang saat ini aku percaya, apakah keyakinanku pada kotak ini telah berubah, dan
aku benar-benar takut pada kekuatan yang tersembunyi dalam kotak ini?
Setiap hari, setelah
kehilangan ibuku, rasa takut selalu membayangi, ibuku berpesan bahwa kotak ini
jangan dibuka, kalau ada yang berani membukanya, disana akan banyak sekali
kehancuran, keputus asaan dan ketakutan… dan semua manusia akan binasa.
“ibu, tidakkah kau berfikir, bagaimana
jika aku gagal?” tanyaku pada ibuku satu waktu
“di dalam kotak itu ada banyak butir
ketakutan, keputusasaan, kehancuran dan kegelapan, dan kamu hanya memiliki satu
penolong, satu butir penolong untuk kehidupan, akan tetapi kau harus menemukan
kuncinya terlebih dahulu..” kata ibu
“apa itu kuncinya bu?” desakku pada ibu
“aku tak tahu nak…aku sendiri pun tak
tahu... apa itu. seandainya aku tahu, aku tidak akan kehilangan kakek dan ayahmu”
mata ibu nanar, luka itu ia pendam sendiri, dia menolak itu membuka kotak
sejarah keluarga kami.
“hello…” teriak Rian membuyarkan
lamunanku
“eh, maaf.. aku tadi…” “melamun..” kata
dia memotong kalimatku
‘kenapa setiap kali aku bertanya tentang
kotak itu, kamu menjadi sosok yang sangat berbeda de?” “adakah sesuatu hal yang
belum aku kenal dari dirimu?” tanyanya pada deswita
“untuk saat ini aku belum mau bercerita
apapun tentang kotak ini.. yang jelas aku akan menjaganya dari siapapun yang
berusaha membukanya” kata deswita ketakutan
“de.. kenapa kau harus takut terhadap
kotak itu? Kau harus berani… “ kata rian meyakinkan deswita
‘kamu tidak akan pernah mengerti ian,
kotak ini begitu berbahaya.. aku benar-benar harus menjaganya dari siapapun”
suara deswita meninggi
“de... rasa takutmu harus kamu hadapi,
dan jika kau mempercayai aku, maka kita harus menghadapinya bersama-sama, aku
sudah yakin bahwa kamu adalah wanita yang nanti akan menemani hidupku, tapi
kamu pun harus meyakini aku, maka kita akan dapat menghadapi semua hal
bersama-sama, butuh keyakinan satu sama lain untuk dapat saling menjaga” kata
rian
“tapi kamu ga pernah mengerti, aku tidak
bisa mempercayai siapapun untuk menjaga kotak ini..” kata deswita. “jika hal itu saja kau tidak yakin, bagaimana
hal yang lain?” Tanya rian
“hal yang lain apa maksudmu?” deswita
bersikap dingin dan sinis
“apakah kau tidak memikirkan sama sekali
tentang kita? Apakah kau tidak membutuhkan aku berada disisimu?”
Dalam
hati deswita berkata aku sangat membutuhkanmu, terima kasih kau sudah mengisi
hari-hariku, tapi kamu tidak akan mengerti dan aku tidak bisa menjelaskan semua
ini, aku pun tidak mengerti, tetaplah tinggal disampingku tanpa medesakku
“tidak..” jawab deswita
“ok, kalau itu pilihan mu aku akan
pergi, besok aku akan balik ke Jakarta.. dan mungkin tidak akan mengejar lagi
sesuatu yang tidak pasti disini..” dia pun pergi meninggalkan deswita
***
Menjadi seorang Solace sangatlah berat, kemampuan
membaca isi hati dan jiwa sangatlah membebani hidupku, aku akan sangat mudah
membaca keputus asaan dalam jiwa seseorang dan itu banyak aku saksikan dalam
keseharianku menjadi seorang reporte. Hidupku menjadi satu kutukan, belum lagi
kotak yang terus menghantui jiwaku sendiri. Kotak sialan itu. Bertahun-tahun
aku pun diliputi kehilangan, baik itu dari dalam diriku sendiri ataupun dari
orang-orang yang aku temui. Bagaimana aku menghilang?
Saat rasa ini menguras habis jiwaku ke
dalam lubang gelap, aku mendengar suara ibu dan rian yang kembali membimbingku
untuk tetap bertahan. Entahlah, mereka memberi jiwaku satu ruang lain dari
tempat gelap yang selalu kujumpai.
Dunia tercipta dengan keseimbangan,
kita mengenal pertemuan dan kita pun akan bersiap bertemu dengan
perpisahan...
kita terlahir dan kita akan mati... itu semua hanya
kesementaraan,
dan disana kita akan
bertemu. dalam keabadian...
dan bertahun-tahun aku akan hidup dengan kotak pandora ini....

Hidup ini seimbang tuan ! Barang siapa hanya melihat kebahagiaan dia gila, barang siapa hanya melihat kesedihan dia sakit. Cheer up
BalasHapus